CILACAP-Lembur Kuring Cilacap Barat (LKCB), elemen pengusung pemekaran kemarin (8/9/10) melakukan aksi pemasangan baliho. Pemasangan dilakukan di enam titik mulai dari perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat hingga Kecamatan Karangpucung. Baliho tersebut bertuliskan "Anda Memasuki Kawasan Ibu Kota Kabupaten Majenang". Sementara sejumlah baliho lainnya bertuliskan "Selamat Datang di Kabupaten Majenang'.
Koordinator aksi tersebut, Ceceng Rusmana menjelaskan aksi LKCB kemarin sebagi jawaban atas penolakan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yang menolak usulan pemekaran. "Aksi ini untuk menunjukan bahwa Majenang layak untuk mekar dan orang Majenang ingin mekar," ujarnya kepada Radarmas.
Menurutnya, penolakan Gubernur yang disampaikan beberapa waktu lalu dianggap tidak berdasar. "Alasannya masalah ketidakmampuan keuangan daerah. Ini artinya Majenang miskin, padahal tidak sama sekali. Buktinya tidak ada orang yang busung lapar," katanya. Selain itu, alasan tersebut juga tidak melihat potensi daerah berupa sumber daya alam berupa perkebunan dan sebagainya. Disisi lain, potensi yang ada selama ini masih dibiarkan oleh pemerintah kabupaten Cilacap.
Keteguhan warga untuk mekar, lanjutnya juga karena melihat kondisi pemerintah kabupaten Cilacap yang tidak serius dalam mengubah keadaan. Ia mencontohkan kondisi sarana jalan yang dari dulu hingga sekarang selalu rusak. "Jika masih seperti ini maka sampai kapanpun Majenang tidak akan maju. Satu-satunyan jalan ya harus mekar," tegasnya.
Ia menambahkan, pihaknya mengusung wilayah Damangkawaguci yang terdiri enam kecamatan yakni Dayeuhluhur, Majenang, Karangpucung, Wanareja, Cimanggu dan Cipari. Dengan mengusung enam kecamatan tersebut dianggap lebih layak dibandingkan dengan 10 kecamatan.
Namun demikian, pihaknya tetap membuka kesempatan bagi kecamatan lain untuk bergabung bahkan dengan memberikan nama calon kabupaten yang berbeda. "Prinsipnya kami membawa nama Kabupaten Majenang. Kalau wilayah lain mengusung nama berbeda kami tidak mempermasalahkan. Mau gabung juga tidak ada masalah," tegasnya.(har)
Koordinator aksi tersebut, Ceceng Rusmana menjelaskan aksi LKCB kemarin sebagi jawaban atas penolakan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yang menolak usulan pemekaran. "Aksi ini untuk menunjukan bahwa Majenang layak untuk mekar dan orang Majenang ingin mekar," ujarnya kepada Radarmas.
Menurutnya, penolakan Gubernur yang disampaikan beberapa waktu lalu dianggap tidak berdasar. "Alasannya masalah ketidakmampuan keuangan daerah. Ini artinya Majenang miskin, padahal tidak sama sekali. Buktinya tidak ada orang yang busung lapar," katanya. Selain itu, alasan tersebut juga tidak melihat potensi daerah berupa sumber daya alam berupa perkebunan dan sebagainya. Disisi lain, potensi yang ada selama ini masih dibiarkan oleh pemerintah kabupaten Cilacap.
Keteguhan warga untuk mekar, lanjutnya juga karena melihat kondisi pemerintah kabupaten Cilacap yang tidak serius dalam mengubah keadaan. Ia mencontohkan kondisi sarana jalan yang dari dulu hingga sekarang selalu rusak. "Jika masih seperti ini maka sampai kapanpun Majenang tidak akan maju. Satu-satunyan jalan ya harus mekar," tegasnya.
Ia menambahkan, pihaknya mengusung wilayah Damangkawaguci yang terdiri enam kecamatan yakni Dayeuhluhur, Majenang, Karangpucung, Wanareja, Cimanggu dan Cipari. Dengan mengusung enam kecamatan tersebut dianggap lebih layak dibandingkan dengan 10 kecamatan.
Namun demikian, pihaknya tetap membuka kesempatan bagi kecamatan lain untuk bergabung bahkan dengan memberikan nama calon kabupaten yang berbeda. "Prinsipnya kami membawa nama Kabupaten Majenang. Kalau wilayah lain mengusung nama berbeda kami tidak mempermasalahkan. Mau gabung juga tidak ada masalah," tegasnya.(har)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar