Pada musim penghujan, air menjadi benda yang dapat ditemukan dimana-mana. Banjir menjadi peristiwa yang biasa. Setelah banjir pergi, genangan air masih terdapat di mana-mana. Genangan ini dijadikan tempat yang tepat bagi perkembangbiakkan nyamuk baik nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah maupun nyamuk anopheles pembawa penyakit malaria. Menurut Koran Merapi (9/1) diperkirakan 15 juta penduduk Indonesia menderita malaria. Serangan malaria ditandai dengan kurang enaknya badan dan kepala terasa berat sekaligus pusing. Kadang penderita terasa mual dan mau muntah. Suhu badan dapat mencapai 400C. Limpa mengalami bengkak ditandai dengan rasa sakit saat dipijit. Bila bagian ini terasa nyeri maka usaplah dengan botol yang berisi air hangat.
Karena kekurangan sel darah merah, penderita biasanya menjadi pucat. Ketika serangan demam datang sampai membuat penderita menggigil, selimutilah dia dengn kain tebal. Secara tradisional kepala penderita biasanya dikompres dengan air yang mengandung gilingan dadap srep, adas dan pulo waras.
Sebagai bekas kawasan endemic malaria, para leluhur kita memiliki banyak pengalaman dalam menghadapi serangan malaria. Banyak sekali bahan alami yang dapat digunakan untuk obat. Misalnya sambiloto, serbuk mahoni, batang kayu kina, meniran, daun tapak liman, mamba, bidara laut, dan masih banyak lagi. Bahan-bahan tersebut dapat digunakan secara tunggal maupun diracik dengan bahan-bahan lain. Sementara itu, jenis jamu yang dapat digunakan sangat beragam, Salah satu jamu yang dapat diracik bahannya terdiri dari ¼ genggam daun prasman, ¼ daun cocor bebek, 1/5 genggam daun meniran, 3/5 jari temulawak, 2 jari akar waru dan 3 jari gula aren. Setelah bahan dipotong-potong, bahan direbus dengan 4 gelas air ersih hingga tinggal 3 gelas. Setelah dingin, disaring hasilnya diminum 3 kali sehari lakukan secara teratur hingga sakit sembuh.
Karena kekurangan sel darah merah, penderita biasanya menjadi pucat. Ketika serangan demam datang sampai membuat penderita menggigil, selimutilah dia dengn kain tebal. Secara tradisional kepala penderita biasanya dikompres dengan air yang mengandung gilingan dadap srep, adas dan pulo waras.
Sebagai bekas kawasan endemic malaria, para leluhur kita memiliki banyak pengalaman dalam menghadapi serangan malaria. Banyak sekali bahan alami yang dapat digunakan untuk obat. Misalnya sambiloto, serbuk mahoni, batang kayu kina, meniran, daun tapak liman, mamba, bidara laut, dan masih banyak lagi. Bahan-bahan tersebut dapat digunakan secara tunggal maupun diracik dengan bahan-bahan lain. Sementara itu, jenis jamu yang dapat digunakan sangat beragam, Salah satu jamu yang dapat diracik bahannya terdiri dari ¼ genggam daun prasman, ¼ daun cocor bebek, 1/5 genggam daun meniran, 3/5 jari temulawak, 2 jari akar waru dan 3 jari gula aren. Setelah bahan dipotong-potong, bahan direbus dengan 4 gelas air ersih hingga tinggal 3 gelas. Setelah dingin, disaring hasilnya diminum 3 kali sehari lakukan secara teratur hingga sakit sembuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar